Kelenjar Eksokrin Salaifa Dan Sekret

Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. 
KELENJAR EKSOKRIN SALAIFA  DAN SEKRET

Kelenjar Eksokrin Salaifa  Dan Sekret

KELENJAR SALIVA

Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua kelompok besar yairu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minor menghasilkan saliva yang berbeda-beda menurut rangsangan yang diterimanya. Rangsangan ini dapat berupa rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis,asam, asin dan pahit), neural, psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit. Macam-macam kelenjar ludah:

Kelenjar saliva utama/mayor 
Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut. Kelenjar saliva mayor sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan. Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

1. Kelenjar parotis 
Terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula (antara prossesus mastoideus dan ramus mandibula)
  • Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Merupakan kelenjar serous pada manusia sekresidewasa, kaya akan air encer. Pada anak-anak masih mengandung kelenjar mucous. Saliva terdiri dari 25% sekresi kelenjar parotis
  • Merupakan kelenjar terbesar dibandingkan dengan kelenjar saliva lainnya dengan berat 20-30 gram, panjang duktus 35-40 mm, dengan diameter 3 mm
  • Terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula meluas ke lengkung zygomaticum di depan telinga dan mencapai dasar dari musculus masseter
  • Duktus parotis yakni duktus Stensen yang berjalan menyilang permukaan otot masseter. Duktus kelenjar ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada vestibulum oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan molar 2 atas
2. Kelenjar Submandibularis
Terletak di bawah ramus mandibula
  • Merupakan kelenjar saliva terbesar ke dua berat 8-10 gram
  • Bentuk oval seperti kacang, terletak di trigonum submandibular
  • Duktus submandibular disebut duktus Wharton
  • Duktus muncul dari permukaan bagian dalam kelenjar dan berjalan sampai mencapai dasar mulut, kemudian bermuara pada caruncula sublingualis di dekat frenulum lidah
  • Panjang duktus 40-50 mm, diameter lebih kecil dari kelenjar parotis
  • Kelenjar submandibula 75% bersifat serous dan 25% mucous
Kelenjar SublingualisTerletak dibawah lidah dan dibawah membran mukosa mulut
  • Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar saliva mayor
  • Kelenjar ini bentuknya memanjang dengan berat 2-3 gram
  • Duktus kelenjar ini yaitu duktus Bartholin
  • Kelenjar sublingual hampir seluruhnya mucous dengan sedikit serous
KELENJAR EKSOKRIN SALAIFA  DAN SEKRET

3. Kelenjar ludah tambahan/ minor 
Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut. Kelenjar saliva minor tediri dari:
  • Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus
  • Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus
  • Kelenjar Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus
  • Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal lidah, dnegan asinus-asinus murni serus. Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mucus. Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
  • Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus
JENIS-JENIS PENYAKIT GLANDULA SALIVA
A. Non Neoplastik Disorder

a. Infeksi akut
Manifestasi infeksi akut yang biasa terjadi pada kelenjar ludah biasanya berupa parotitis akut. Beberapa kelompok virus dan bakteri merupakan penyebab umum terjadinya ketidaknormalan produksi kelenjar ludah. Sebagian besar infeksi bakteri kemungkinan berasal dari kavitas oral dan berhubungan dengan penurunan aliran ludah. Selain itu beberapa pasien dengan kondisi lemah dan imunosupresan memiliki resiko untuk terkena sialedenitis akut.

1. Infeksi Bakteri
a. Acute suppurative Sialedenitis merupakan suatu kondisi akut dan nyeri difus pada keadaan awal penyakit glandula parotis. Kelenjar mengalami pembesaran, terasa sakit, dan terdapat eksudat purulen yang terlihat pada orifice bukal duktus Stensen. Penyakit ini biasanya terjadi pada pasien dengan kondisi kesehatan lemah, dehidrasi, dengan oral hygiene yang buruk. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus viridans, S. pneumoniae, Haemophilus influenzae, Streptococcus pyogenes, and Escherichia coli. Limfonodi parotis dan intraparotis biasanya akan terlibat sebagai reaksi inflamasi. Treatment of choice penyakit ini adalah dengan terapi antibiotik. Selain pada glandula parotis, acute suppurative sialedenitis juga dapat menyerang pada region submandibula.

2. Suppurative parotitis. Penyakit ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir, biasanya pada bayi yang lahir prematur (35-40%) dengan dehidrasi sebagai faktor predisposisi. Onset biasanya terjadi sekitar 7-14 hari danterdapa teritema pada kulit di sekitar kelenjar parotis. Penyebab umum infeksi antaraInfeksi Virus 

Kasus paling umum yaitu viral parotitis (mumps) yang disebabkan oleh RNA virus dari kelompok paramyxovirus. Pada tahap awal infeksi melibatkan kelenjar parotis namun juga dapat berkembang di kelenjar submandibula maupun sublingual. Diagnosis biasanya berdasarkan pada penyakit epidemik dan ditegakkan dengan uji titer antibody. Periode inkubasi diantara 2-3 minggu, dengan keterlibatan kelenjar parotis secara unilateral pada 20-33,3% kasus. Agen virus lain yang dapat menyebabkan parotitis antara lain coxsackie viruses, parainfluenza viruses (types I and III), influenza virus type A, herpes virus, echo virus, and choriomeningitis virus.

b. lain Staphylococcus, Pseudomonas, Streptococcus, Pneumococcus, and Escherichia. Terapi hidrasi dan antibiotic biasanya digunakan untuk merawat infeksi. Pasien yang salah terdiagnosis atau yang tidak terobati sempurna terkadang dapat berkembang menjadi abses intraglandular.
c.Sialodochitis merupakan inflamasi yang terjadi baik pada duktus Warthon maupun Stensen. Biasanya terjadi dilatasi pada obstruksi distal. Pembesaranduktus dapat berbentuk fusiform atau berantai menghasilkan area ductal stenosis

3. PENEGAKAN DIAGNOSA PENYAKIT KELENJAR LUDAH
a. Pemeriksaan Radiologis
Teknik radiografi yang banyak digunakan adalah teknik radiograf oklusal dan panoramik (OPG), namun tidak semua sialolith dapat terlihat melalui pemeriksaan radiografis konvensional karena sebagian kecil batu saliva tersebut mengalami hipomineralisasi dan superimposisi dengan jaringan lain yang bersifat radiodense.

b. Sialografi
Sialografi merupakan pemeriksaan untuk melihat kondisi duktus dengan menggunakan kontras. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengidentifikasi adanya iregularitas pada dinding duktus, identifikasi adanya polip, mucous plug atau fibrin, serta area granulomatosa. Selain itu dapat pula diidentifikasi adanya kemungkinan obstruksi duktus maupun stenosis. Pemeriksaan dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap duktus Stensen dan Wharton. Langkah selanjutnya adalah dilakukan dilatasi duktus. Saat dilatasi duktus sudah maksimal, maka dapat dimasukkan kateter sialografi. Pada pemeriksaan sialografi ini digunakan kontras, yang bisa berupa etiodol atau sinografin.

Sialografi dapat memberikan pemandangan yang jelas pada duktus secara keseluruhan dan dapat memberikan informasi mengenai area yang tidak dapat dijangkau dengan sialoendoskop, misalnya pada area di belakang lekukan yang tajam dan striktur. Kekurangan dari pemeriksaan sialografi adalah paparan radiasi dan hasil positif palsu pada pemeriksaan batu karena adanya air bubble (gelembung udara).

c. Tomografi computer
Pemeriksaan ini merupakan salah satu pilihan untuk mengevaluasi sistem duktus dan parenkim pada kelenjar saliva. Identifikasi dapat dilakukan pada potongan aksial, koronal maupun sagital. Dengan pemeriksaan ini dapat diidentifikasi adanya iregularitas pada dinding duktus dengan melihat adanya penebalan dan penyangatan pada dinding duktus. Pada obstruksi yang disebabkan karena batu, kalsifikasi dapat dilihat berupa masa hiperdens tanpa penyangatan pada pemeriksaan tomografi komputer. Adanya penyangatan dapat merupakan indikasi adanya obstruksi sialodenitis akut.

d. Sialografi tomografi komputer
Pemeriksaan ini merupakan kombinasi antara pemeriksaan sialografi dengan menggunakan kontras dan pemeriksaan tomografi komputer. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan kateter pada duktus, kemudian mengisinya dengan kontras, lalu dilakukan pemeriksaan tomografi komputer. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi parenkim secara detail.

e. Magnetic resonance imaging dan magnetic resonance sialography
Pemeriksaan dengan MRI juga dapat mengidentifikasi adanya kelainan pada kelenjar saliva. Dengan pemeriksaan ini akan tampak perbedaan antara struktur duktus dan parenkim. Pemeriksaan Magnetic Resonance Sialography dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur duktus pada kelenjar parotis  dan submandibula dengan melakukan sialografi dengan menggunakan kontras Magnetic Resonance

f. Ultrasonografi
Dalam mendiagnosis kelainan pada kelenjar saliva terkadang diperlukan pemeriksaan ultrasonografi dengan resolusi tinggi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi bermanfaat dalam mengidentifikasi massa dan membedakan konsistensi massa tersebut, apakah padat atau kistik. Ultrasonografi yang digunakan pada pemeriksaan kelenjar saliva adalah ultrasonografi dengan transduser beresolusi tinggi, yaitu 7,5-10,0 MHz. Pada kasus abses atau massa kistik kelenjar saliva terkadang dilakukan aspirasi jarum halus. Pada kasus ini, ultrasonografi dapat dimanfaatkan untuk menjadi panduan dalam aspirasi. Pemeriksaan ultrasonografi juga penting dilakukan untuk melihat adanya kelokan atau cabang-cabang duktus, yang bisa menimbulkan komplikasi pada proses obstruksi.

Kekurangan pada pemeriksaan dengan ultrasonografi adalah, alat ini tidak dapat memvisualisasi kelenjar saliva secara keseluruhan. Pada penegakan kelainan obstruksi kelenjar saliva menggunakan ultrasonografi sering sulit untuk menentukan ukuran batu secara tiga dimensi begitu juga dengan struktur stenosisnya. Selain itu, pemeriksaan dengan alat ini tidak dapat memberikan informasi yang cukup jelas mengenai diameter bagian distal obstruksi sehingga sulit memastikan apakah duktusnya cukup lebar dan lurus sehingga memungkinkan masuknya instrumen pada

KELENJAR EKSOKRIN

Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menghasilkan sekresi diperuntukkan untuk permukaan organ, sebagai lawan kelenjar endokrin, yang mengeluarkan senyawa ke dalam aliran darah. Beberapa contoh kelenjar eksokrin termasuk kelenjar susu, kelenjar keringat, dan kelenjar air liur, dan banyak kelenjar eksokrin juga dapat ditemukan di dalam tubuh, memfasilitasi proses seperti pencernaan. Beberapa kelenjar endokrin dan keduanya eksokrin di alam, hormon mensekresi ke dalam aliran darah bersama dengan senyawa yang mencapai permukaan organ.

Beberapa kelenjar eksokrin mengeluarkan langsung, tetapi lebih umum, sekresinya yang disalurkan melalui saluran, yang mungkin sederhana atau kompleks. Saluran sederhana terdiri dari saluran tunggal, sementara saluran senyawa bercabang, menyediakan cakupan yang lebih. Saluran juga dapat memutar dan mengubah dalam berbagai cara yang membuat sejumlah sub-klasifikasi berdasarkan bentuk saluran. Bentuk saluran dapat dilihat secara jelas dengan menggunakan pembesaran, dan kadang-kadang pelacak atau pewarna dapat dimanfaatkan untuk membuat saluran lebih jelas.

kelenjar eksokrin diklasifikasikan sebagai kelenjar merocrine, di mana sel-sel utuh menghasilkan sekresi. Sebaliknya, kelenjar holocrine menghasilkan senyawa dengan memungkinkan sel-sel mereka untuk memecah untuk melepaskan sekresi yang diinginkan, dan kelenjar apokrin melepaskan sel mereka bersama dengan sekresi, dengan sel tunas mati dan digantikan sesuai kebutuhan. Ketiga jenis kelenjar muncul dalam berbagai bidang tubuh, dengan masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuatnya sangat cocok untuk aplikasi tertentu.Sekresi yang diproduksi kelenjar ini dapat dipecah menjadi protein dan lendir. Beberapa kelenjar eksokrin menghasilkan kedua protein dan lendir, tergantung di mana mereka berada dan apa fungsi mereka. Kelenjar lendir yang klasik digunakan untuk membuat lapisan pelumasan dan perlindungan bagi tubuh, sementara kelenjar yang mensekresikan protein dapat memiliki sejumlah fungsi. Sebagai contoh, sel eksokrin dalam saluran usus memproduksi protein yang digunakan dalam pencernaan.

Seperti kelenjar endokrin, fungsi kelenjar eksokrin sangat penting untuk keseluruhan kesehatan tubuh. Sejumlah teknik dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar ini untuk menentukan apakah atau tidak mereka bekerja dengan benar, dan apa penyebab mungkin kegagalan. Kerusakan kelenjar dapat memainkan peran, seperti dapat masalah dengan sinyal sel yang menyebabkan dicampur atau melewatkan pesan yang membingungkan kelenjar atau menyebabkan mematikan. Versi sintetis dari beberapa sekresi kelenjar eksokrin yang tersedia untuk menebus masalah produksi, seperti air mata buatan untuk mengatasi masalah dengan kelenjar air mata. Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang menghasilkan sekresi diperuntukkan untuk permukaan organ, sebagai lawan kelenjar endokrin, yang mengeluarkan senyawa ke dalam aliran darah. Beberapa contoh kelenjar eksokrin termasuk kelenjar susu, kelenjar keringat, dan kelenjar air liur, dan banyak kelenjar eksokrin juga dapat ditemukan di dalam tubuh, memfasilitasi proses seperti pencernaan. Beberapa kelenjar endokrin dan keduanya eksokrin di alam, hormon mensekresi ke dalam aliran darah bersama dengan senyawa yang mencapai permukaan organ.

Beberapa kelenjar eksokrin mengeluarkan langsung, tetapi lebih umum, sekresinya yang disalurkan melalui saluran, yang mungkin sederhana atau kompleks. Saluran sederhana terdiri dari saluran tunggal, sementara saluran senyawa bercabang, menyediakan cakupan yang lebih. Saluran juga dapat memutar dan mengubah dalam berbagai cara yang membuat sejumlah sub-klasifikasi berdasarkan bentuk saluran. Bentuk saluran dapat dilihat secara jelas dengan menggunakan pembesaran, dan kadang-kadang pelacak atau pewarna dapat dimanfaatkan untuk membuat saluran lebih jelas.

Beberapa kelenjar eksokrin diklasifikasikan sebagai kelenjar merocrine, di mana sel-sel utuh menghasilkan sekresi. Sebaliknya, kelenjar holocrine menghasilkan senyawa dengan memungkinkan sel-sel mereka untuk memecah untuk melepaskan sekresi yang diinginkan, dan kelenjar apokrin melepaskan sel mereka bersama dengan sekresi, dengan sel tunas mati dan digantikan sesuai kebutuhan. Ketiga jenis kelenjar muncul dalam berbagai bidang tubuh, dengan masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuatnya sangat cocok untuk aplikasi tertentu.

Sekresi yang diproduksi kelenjar ini dapat dipecah menjadi protein dan lendir. Beberapa kelenjar eksokrin menghasilkan kedua protein dan lendir, tergantung di mana mereka berada dan apa fungsi mereka. Kelenjar lendir yang klasik digunakan untuk membuat lapisan pelumasan dan perlindungan bagi tubuh, sementara kelenjar yang mensekresikan protein dapat memiliki sejumlah fungsi. Sebagai contoh, sel eksokrin dalam saluran usus memproduksi protein yang digunakan dalam pencernaan.

Seperti kelenjar endokrin, fungsi kelenjar eksokrin sangat penting untuk keseluruhan kesehatan tubuh. Sejumlah teknik dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar ini untuk menentukan apakah atau tidak mereka bekerja dengan benar, dan apa penyebab mungkin kegagalan. Kerusakan kelenjar dapat memainkan peran, seperti dapat masalah dengan sinyal sel yang menyebabkan dicampur atau melewatkan pesan yang membingungkan kelenjar atau menyebabkan mematikan. Versi sintetis dari beberapa sekresi kelenjar eksokrin yang tersedia untuk menebus masalah produksi, seperti air mata buatan untuk mengatasi masalah dengan kelenjar air mata.

Tiga kelenjar pencernaan dan sekret
1. kelenjar ludah ,
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanandankirifaring.Kelenjarludahmenghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentuserta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim  ptialin atau amilase ludah.

2. . Kelenjar lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin  dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.

3. .Kelenjar pankreas dan hati
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).

0 Response to "Kelenjar Eksokrin Salaifa Dan Sekret"

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang bijak dan santun. Penggunaan link aktif akan terhapus otomatis. Untuk mendapatkan backlink Anda bisa menggunakan opsi Nama/Url.
Catatan :

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel